IMPACT THEORY (TEORI IMPACT)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut teori tumbukan,
suatu berlangsung terjadi akibat adanya tumbukan antar pereaksi/reakta. Untuk
memahami pengertian teori tumbukan ini, mari kita simak pendahuluannya.
Walau ada sedikit
pengecualian, laju reaksi meningkat dengan meningkatnya suhu. Sebagai contoh
waktu yang diperlukan untuk merebus telur pada 100OC
(sekitar 10 menit) lebih singkat dibandingkan pada 80OC
(sekitar 30 menit). Sebaliknya, cara yang lebih efektif untuk mengawetkan
makanan adalah dengan menyimpannya pada suhu di bawah nol, yang akan
memperlambat laju pembusukan oleh bakteri. Untuk menjelaskan perilaku ini kita
harus mengetahui reaksi dimulai pada awalnya.
Teori kinetik molekul
gas menyatakan bahwa molekul gas sering bertumbukan satu dengan lainnya. Jadi
sangat masuk akal jika kita menganggap, dan biasanya benar,bahwa reaksi kimia
berlangsung sebagai akibat dari tumbukan antara molekul-molekul yang bereaksi.
Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia, maka kita perkirakan laju reaksi
akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul per detik atau
berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul:
Hubungan yang sederhana ini menjelaskan ketergantungan
laju reaksi terhadap konsentrasi.
I.2 RUMUSAN
MASALAH
·
Apa maksud dari Theory Impact?
I.3
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Untuk pengenalan tentang Theory
Impact
2. Untuk mengetahui dan memahami apa
yang dimaksud dengan Theory Impact
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN THEORY IMPACT
Reaksi
kimia terjadi ketika partikel-partikel zat yang bereaksi (pereaksi) saling
bertumbukan. Namun, tidak semua tumbukan yang terjadi akan menghasilkan zat
baru. Zat baru dapat dihasilkan dari tumbukan yang berlangsung sempurna.
Tumbukan sempurna dinamakan tumbukan efektif. Partikel zat yang saling
bertumbukan kadang-kadang juga tidak langsung berubah menjadi zat hasil.
Tumbukan tersebut terlebih dahulu membentuk suatu molekul kompleks yang disebut
molekul kompleks teraktivasi. Pembentukan molekul kompleks teraktivasi
berhubungan dengan energi aktivasi. Energi aktivasi (EA) merupakan energi
tumbukan terendah yang diperlukan untuk pembentukan molekul kompleks
teraktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung.
Tumbukan
yang menghasilkan reaksi adalah tumbukan yang antar partikelnya mempunyai
energi lebih besar daripada energi aktivasi. Semakin kecil harga energi aktivasi,
semakin cepat reaksi berlangsung.
Reaksi
P + Q → R + S dapat terjadi jika P + Q memiliki energi aktivasi minimum. Adanya
energi aktivasi minimum memungkinkan terjadinya tumbukan yang menghasilkan
energi, dengan syarat energi tumbukan pereaksi > Ea.
II.2 THEORY
IMPACT
Teori tumbukan yang
didasarkan atas teori kinetik molekul gas menyatakan beberapa hal berikut:
1. Gas
terdiri atas molekul-molekul gas yang berukuran lebih kecil daripada jarak
antarmolekul.
2. Molekul-molekul
gas selalu bergerak lurus ke segala arah.
3. Tumbukan
antara molekul-molekul gas dengan dinding wadahnya bersifat elastis sempurna,
artinya molekul-molekul gas akan dipantulkan kembali tanpa kehilangan energi.
4. Kecepatan
gerak molekul gas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, maka
semakin cepat gerak molekul-molekul gas.
5. Energi
kinetik rata-rata molekul gas sama besar pada suhu yang sama atau tidak
dipengaruhi oleh massanya.
Besarnya laju reaksi
dari suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kita dapat mengatur besarnya
laju reaksi dengan cara mengubah faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi.
Namun, perlu diingat bahwa untuk data sebuah percobaan dengan variasi beberapa
faktor, tidak semua faktor selalu berpengaruh.
II.3 FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
a. Konsentrasi
Konsentrasi
berhubungan dengan frekuensi tumbukan. Semakin besar konsentrasi, maka semakin
banyak partikel zatyang bereaksi. Akibatnya, kemungkinan tumbukan antarpartikel
pereaksi semakin besar dan tumbukan efektif antarpartikel juga semakin banyak.
Dengan demikian, reaksi akan semakin cepat berlangsung.
b. Luas
Permukaan
Jika
luas permukaan semakin besar, kemungkinan terjadi singgungan antarpereaksi juga
akan semakin besar. Hal ini akan memperbanyak frekuensi tumbukan sehingga
tumbukan efektif juga akan banyak terjadi. Frekuensi tumbukan efektif yang
semakin banyak akan meningkatkan laju reaksi.
c. Suhu
Ketika
suhu dinaikkan, energi kinetik dalam molekul reaktan juga bertambah. Adanya
energi kinetik yang tinggi mengakibatkan gerakan antarmolekul semakin cepat dan
acak. Akibatnya, frekuensi tumbukan yang terjadi semakin besar, dan tumbukan
efektif juga akan semakin banyak sehingga reaksi semakin cepat berlangsung.
d. Katalis
Katalis
yaitu zat yang dapat mempercepat laju reaksi tanpa mengalami perubahan kimia
secara kekal atau permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali. Katalis dibedakan menjadi dua, yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen.
Katalis
homogen yaitu katalis yang mempunyai fase sama dengan fase pereaksi. sedangkan,
Katalis heterogen yaitu katalis yang mempunyai fase berbeda dengan fase
pereaksi. Pada umumnya katalis heterogen digunakan dalam wujud padat. Sementara
itu, reaktannya berwujud gas.
Penambahan
katalis mengakibatkan terbentuknya tahap-tahap reaksi tambahan yang memberikan
jalan lain dengan energi aktivasi (Ea) lebih rendah. Energi aktivasi (Ea) yaitu
energi minimal yang harus dimiliki atau diberikan kepada partikel
agartumbukannya menghasilkan reaksi. Tahap-tahap reaksi tambahan berupa tahap
pengikatan katalis dan tahap pelepasan katalis pada akhir reaksi. Katalis
bersifat spesifik, yaitu hanya dapat berfungsi untuk suatu reaksi tertentu.
Katalis
berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi. Adanya katalis akan mengakibatkan
reaksi berlangsung dalam beberapa tahap. Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam
suatu reaksi kimia disebut mekanisme reaksi. Tahap reaksi paling lambat dalam
suatu mekanisme reaksi merupakan tahap penentu laju reaksi.
II.4 PEMBAHASAN UMUM THEORY IMPACT
-
WATER
IMPACT
Apa
yang terjadi pada saat pesawat membentur laut? Yang paling mempengaruhi ialah
kecepatan pesawawat atau kecepatan saat jatuh ke laut. Walaupun berupada benda
cair, lautan adalah objek padat apalabila pesawat berbenturan pada kecepetan
yang tinggi. Akibatnya serpihan bisa hampir sama dengan ketika pesawat
membentur tanah. Pada saat berbenturan dengan air, akan dipengaruhi juga oleh
sudut benturan yang tergantung juga dari besar kecilnya ombak lautan. Jika
lautan tenang tak berombak dan sudut benturan besar maka akan lebih parah
serpihannya dibandingankan sudut benturan yang kecil. Sedangkan pada sudut
benturan yang sama pada ombak kecil, ombak yang besar justru akan mengurangi
besarnya benturan yang berakibat pada sedikitnya serpihan karena pesawat justru
tendensi masuk ke dalam laut bersamaan dengan gejolak gelombang.
Ketika pesawat diperkirakan jatuh ke
laut, beberapa bagian pesawat ada yang tenggelam seperti batu, melayang layang
lalu tenggelam seperti piring dan ada juga beberapa yang mengapung. Apakah
semua serpihan yang berserakan di laut harus di ambil semua dan sangat berarti
bagi penyelidikan? Pada dasarnya tidak semua serpihan berarti bagi penyelidikan
dan diambil seperlunya saja jika memungkinankan. Kecuali kecelakaan yang
diakibatkan dari kejadian sebelumnya pada saat inflight seperti ada struktur pesawat yang patah atau akibat lain,
maka beberapa serpihan akan di gunakana untuk menganalisa sebab-sebab
kecelakaan untuk dicocokan dengan analsia black box.
-
TERRAIN
IMPACT
Kecelakaan
pesawat yang membentur daratan setidaknya ada 4 macam bentuk yang dipengaruhi
oleh kecepatan dan sudut benturan:
1.
High Velocity, High Angle
(Kecepatan Tinggi, sudut besar).
Tergantung
dari besarnya sudut impact. Kecelakaan dengan sudut yang besar hampir mendekati
vertikal sangat jarang terjadi.
2.
High Velocity, Low Angle
(Kecepatan Tinggi, sudut kecil).
3.
Low Velocity, High Angle
(Kecepatan Rendah. Sudut besar).
Accident kebanyakan
terjadi pada jenis ini, pesawat cenderung utuh dan hampir tidak ada serpihan,
kecelakaan yang di akibatkan oleh stall dan spin.
4.
Low Velocity, Low Angle
(Kecepatan Rendah, Sudut rendah)
Contoh:
Pesawat menyentuh landasan pada saat landing beberapa kali mengakibatkan
kerusakan pada struktur pesawat
Comments
Post a Comment