SEJARAH PENERBANGAN INDONESIA

Pada tahun 1903. Pesawat terbang pertama telah mengudara ini menandai era baru di dunia tekhnologi penerbangan. Kurang lebih satu tahun kemudian, Tekhnologi pesawat ini masuk ke Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda. Tekhnologi pesawat terbang ini di bawa oleh seorang insinyur belanda bernama Onnen. Lalu pada tahun 1923 industri peswat terbang nusantara pun dibentuk (Technische dienst vd luuchtvaart afdeling) lokasi pertama di lapangan terbang suka miskin bandung. Lokasi berikutnya di pindah ke lapangan terbang yang sekarang di kenal dengan dengan lapangan terbang Husain sastranegara.
Dari tahun ketahun industri penerbangan di indonesia terus berkembang. Kemerdekaan yang di raihpun salah satunya adalah melalui pertempuran udara dengan pesawat-pesawat buatan anak-anak bangsa juga tentunya pesawat-pesawat rampasan. Pada era kemerdekan muncul fighter-fighter terkenal seperti Komodor udara Agustinus Adisucipto, abdurahman shaleh, Wiweko soepono, Nurtanio dan Sumarsono adalah para penerbang hebat di era kemerdekaan.
Namun Era keemasan industri penerbangan Indonesia mengalami masa kejayaannya pada era moderen yaitu pada saat Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) di pimpin oleh Insinyur Burhan Yusuf Habiebie (President ke-3). Pada masa ini perkembangan pesawat di Indonesia mengalami perkembangan pesawat. Produksi peswat bukan hanya sebagai lisensi dari negara lain akan tetapi pesawat-pesawat yang 100% buatan anak-anak bangsapun tercipta. Namun sayang pada tahun 1997-1998 krisis moneter dunia berimbas ke moneter Indonesia yang mengakibatkan produksi pesawat buatan dalam negeri banyak yang terbengkalai.
Berikut adalah kronrologi penting perkembangan perindustrian pesawat setelah kemerdekaan:
Tahun 1960-1966. Lembaga persiapan industri penerbangan (Lapip) di bentuk. Pada masa ini Gelatik PZL-104 berhasil terbang. Pesawat ini di buat di indonesia akan tetapi masih lisensi dari Polandia.
Tahun 1970-1979. IPTN (Industri pesawat terbang Nurtanio) di bentuk.  Pada masa ini Pesawat-pesawat yang kelasnya lebih canggih dan berat mulai di produksi. Helikopter NBO-105 di produksi bahkan di produksi sampai 2012. Total produksi mencapai 122 unit. NC212 dan NC200 di kembangkan dan di buat di indonesia. Sampai pada tahun 2012 produksi mencapai 102 unit dalam versi militer dan sipil.  CN235 mulai di produksi dan di gunakan di banyak negara di 5 benua di dunia.
Tahun 1980-1990. Helicopter berbadan besar di buat Puma NSA-330 dan Super Puma -332 di buat untuk TNI dan beberapa negara di dunia. Prototype N250 mulai di bangun. Industri pesawat terbang nurtanio menjadi Industri pesawat terbang nusantara. TNI angkatan laut dan TNI angkatan udara memesan helicopter jenis bell. Lalu heli jenis ini di produksi sampai tahun 2012.
1990-2000. N250 terbang perdana pada tahun 1995. N2130  pesawat berbadan lebar yang mampu mengangkut 130 penumpang mulai di rancang. Krisis moneter merjang, semua riset dan produksi di hentikan untuk jangka waktu yang tidak di tentukan.

2000-2010. IPTN berubah menjadi PT. DI (Dirgantara Indonesia). PT. DI mulai menggeliat produksi mulai berlanjut. Perusahaan penerbangan dalam dan luar negeri mulai melirik PT. DI untuk pembuatan dan pemeliharaan banyak komponen. Produksi komponen berlangsung sampai saat ini. Bahkan A380 pesawat raksasa terbesar di dunia saat ini sayapnya di buat di PT DI. Amerika serikat mempercayakan PT. DI sebagai pusat distribusi Helicopter Bell di Asia. Indonesia Fighter-X atau IF-X sebuah pesawat tempur canggih mulai dirancang. Korea selatan menawarkan 80 pembiayaan untuk jenis pesawat tempur canggih ini dan meminta unit lebih banyak. Di harapkan peswat tempur ini bisa beroperasi pada tahun 2020.
2011-2016. Presiden Joko widodo berkunjung ke PT.DI dan meminta PT. DI untuk membuat pesawat yang bisa menghubungkan pulau ke pulau di Indonesia bagian timur. Lalu di buatlah N245 sebuah pesawat yang mampu mengangkut penumpang sebanyak 50 orang.
Demikianlah perjalanan panjang industri pesawat indonesia. Yang mengalami kejayaan juga jatuh bangun. Tentu banyak negara yang tidak ingin bangsa Indonesia ini berjaya dan merajai di bidang industri pesawat terbang. Saat ini banyak sekali para insinyur S2-dan S3 yang di ambil oleh perusahaan raksasa dunia. Ini di karenakan PT. DI belum mampu membayar mereka lebih tinggi.

Comments

Post a Comment

Popular Posts